Bob bersama YB Mahfuz - gambar dari twitter YB Mahfuz
Friday, January 14
: Hikmah Didahulukan Pendengaran daripada Penglihatan di dalam Al-Qur’an
Hikmah Didahulukan Pendengaran daripada Penglihatan di dalam Al-Qur’an 14/1/2011
Hikmah Didahulukan Pendengaran daripada Penglihatan di dalam Al-Qur’an
Manusia ketika hilang matanya, maka hilanglah segalanya, hidup dalam kegelapan sepanjang waktu, tidak bisa melihat apa-apa…Akan tetapi kalau manusia kehilangan pendengarannya, maka dia masih bisa melihat. Pada saat itu, musibah yang ia derita lebih ringan daripada ia kehilangan mata.Akan tetapi Allah ta’alaa ketika menyebutkan kata “pendengaran” dalam Al-Qur’an selalu didahulukan daripada penglihatan.Sungguh, ini merupakan satu mu’jizat Al-Qur’an yang mulia. Allah telah mengutamakan dan mendahulukan pendengaran daripada penglihatan. Sebab, pendengaran adalah organ manusia yang pertama kali bekerja ketika di dunia, juga merupakan organ yang pertama kali siap bekerja pada saat akhirat terjadi. Maka pendengaran tidak pernah tidur sama sekali.Sesunguhnya pendengaran adalah organ tubuh manusia yang pertama kali bekerja ketika seorang manusia lahir di dunia. Maka, seorang bayi ketika saat pertama kali lahir, ia bisa mendengar, berbeda dengan kedua mata. Maka, seolah Allah ta’alaa ingin mengatakan kepada kita, “Sesungguhnya pendengaran adalah organ yang pertama kali mempengaruhi organ lain bekerja, maka apabila engkau datang disamping bayi tersebut beberapa saat lalu terdengar bunyi kemudian, maka ia kaget dan menangis. Akan tetapi jika engkau dekatkan kedua tanganmu ke depan mata bayi yang baru lahir, maka bayi itu tidak bergerak sama sekali (tidak merespon), tidak merasa ada bahaya yang mengancam. Ini yang pertama.Kemudian, apabila manusia tidur, maka semua organ tubuhnya istirahat, kecuali pendengarannya. Jika engkau ingin bangun dari tidurmu, dan engkau letakkan tanganmu di dekat matamu, maka mata tersebut tidak akan merasakannya. Akan tetapi jika ada suara berisik di dekat telingamu, maka anda akan terbangun seketika. Ini yang kedua.
Adapun yang ketiga, telinga adalah penghubung antara manusia dengan dunia luar. Allah ta’alaa ketika ingin menjadikan ashhabul kahfi tidur selama 309 tahun, Allah berfirman:فضربنا على آذانهم في الكهف سنين عددا (الكهف: 11)Maka Kami tutup telinga-telinga mereka selama bertahun-tahun (selama 309 tahun, lihat pada ayat 25 berikutnya -pent) (Q.S. Al-Kahfi: 11)Dari sini, ketika telinga tutup sehingga tidak bisa mendengar, maka orang akan tertidur selama beratus-ratus tahun tanpa ada gangguan. Hal ini karena gerakan-gerakan manusia pada siang hari menghalangi manusia dari tidur pulas, dan tenangnya manusia (tanpa ada aktivitas) pada malam hari menyebabkan bisa tidur pulas, dan telinga tetap tidak tidur dan tidak lalai sedikitpun.Dan di sini ada satu hal yang perlu kami garis bawahi, yaitu sesungguhnya Allah berfirman dalam surat Fushshilat:وما كنتم تستترون أن يشهد عليكم سمعكم ولا أبصاركم ولا جلودكم، ولكن ظننتم أن الله لا يعلمو كثيرا مما تعملون (فصلت: 22)Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian yang dilakukan oleh pendengaranmu, mata-mata kalian, dan kulit-kulit kalian terhadap kalian sendiri, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kalian kerjakan. (Q.S. Fushshilat: 22)Kenapa kalimat “pendengaran” dalam ayat tersebut berbentuk tunggal (mufrad) dan kalimat “penglihatan” dan “kulit” dalam bentuk jamak ? Padahal, bisa saja Allah mengatakannya:أسماعكم ولا أبصاركم ولا جلودكمPendengaran-pendengaran kalian, penglihatan-penglihatan kalian, dan kulit-kulit kalian.Dan memang konteks ayatnya adalah pendengaran dan penglihatan (bentuk tunggal) atau pendengaran-pendengaran dan penglihatan-penglihatan (bentuk jamak). Akan tetapi Allah ta’alaa dalam ayat di atas -yang demikian rinci dan jelas- ingin mengungkapkan kepada kita tentang keterperincian Al-Qur’an yang mulia. Maka mata adalah indera yang bisa diatur sekehendak manusia, saya bisa melihat dan bisa tidak melihat, saya bisa memejamkan mata bila saya tidak ingin melihat sesuatu, memalingkan wajahku ke arah lain, atau pun mengalihkan pandanganku ke yang lain yang ingin saya lihat. Akan tetapi telinga tidak memiliki kemampuan itu, ingin mendengar atau tidak ingin mendengar, maka anda tetap mendengarnya. Misalnya, anda dalam sebuah ruangan yang di sana ada 10 orang yang saling berbicara, maka anda akan mendengar semua suara mereka, baik anda ingin mendengarnya atau tidak; anda bisa memalingkan pandangan anda, maka anda akan melihat siapa saja yang ingin anda lihat dan anda tidak bisa melihat orang yang tidak ingin anda lihat. Akan tetapi, anda tidak mampu mendengarkan apa yang ingin anda dengar perkataannya dan tidak juga mampu untuk tidak mendengar orang yang tidak ingin anda dengar. Paling-paling anda hanya bisa seolah-olah tidak tahu atau seolah-olah tidak mendengar suara yang tidak ingin anda dengar, akan tetapi pada hakikatnya semua suara tersebut sampai ke telinga anda, mau atau pun tidak.Jadi, mata memiliki kemampuan untuk memilih; anda bisa melihat yang itu atau memalingkan pandangan mata dari hal itu, saya pun demikian, dan orang lain pun demikian, sedangkan pendengaran; setiap kita mendengar apa saja yang berbunyi, diinginkan atau pun tidak. Dari hal ini, maka setiap mata berbeda-beda pada yang dilihatnya, akan tetapi pendengaran mendengar hal yang sama. Setiap kita memiliki mata, ia melihat apa saja yang ia mau lihat; akan tetapi kita tidak mampu memilih hal yang mau kita dengarkan, kita mendengarkan apa saja yang berbunyi, suka atau tidak suka, sehingga pantas Allah ta’alaa menyebutkan kalimat “pandangan” dalam bentuk jamak, dan kalimat “pendengaran” dalam bentuk tunggal, meskipun kalimat pendengaran didahulukan daripada kalimat penglihatan. Maka pendengaran tidak pernah tidur atau pun istirahat. Dan organ tubuh yang tidak pernah tidur maka lebih tinggi (didahulukan) daripada makhluk atau organ yang bisa tidur atau istirahat. Maka telinga tidak tidur selama-lamanya sejak awal kelahirannya, ia bisa berfungsi sejak detik pertama lahirnya kehidupan yang pada saat organ-organ lainnya baru bisa berfungsi setelah beberapa saat atau beberapa hari, bahkan sebagian setelah beberapa tahun kemudian, atau pun 10 tahun lebih.Dan telinga tidak pernah tidur, ketika engkau sedang tidur maka semua organ tubuhmu tidur atau istirahat, kecuali telinga. Jika terdengar suara disampingmu maka spontan engkau akan terbangun. Akan tetapi, jika fungsi telinga terhenti, maka hiruk-pikuk aktivitas manusia di siang hari dan semua bunyi yang ada tidak akan membangunkan tidur kita, sebab alat pendengarannya (penerima bunyi) yaitu telinga tidak bisa menerima sinyal ini. Dan telinga pulalah yang merupakan alat pendengar panggilan penyeru pada hari qiamat kelak ketika terompet dibunyikan.Dan mata membutuhkan cahaya untuk bisa melihat, sedangkan telinga tidak memerlukan hal lain. Maka, jika dunia dalam keadaan gelap, maka mata tidak bisa melihat, walaupun mata anda tidak rusak. Akan tetapi telinga bisa mendengar apapun, baik siang maupun malam; dalam gelap maupun terang benderang. Maka telinga tidak pernah tidur dan tiak pernah berhenti berfungsi./1/2011
Hikmah Didahulukan Pendengaran daripada Penglihatan di dalam Al-Qur’an
Manusia ketika hilang matanya, maka hilanglah segalanya, hidup dalam kegelapan sepanjang waktu, tidak bisa melihat apa-apa…Akan tetapi kalau manusia kehilangan pendengarannya, maka dia masih bisa melihat. Pada saat itu, musibah yang ia derita lebih ringan daripada ia kehilangan mata.Akan tetapi Allah ta’alaa ketika menyebutkan kata “pendengaran” dalam Al-Qur’an selalu didahulukan daripada penglihatan.Sungguh, ini merupakan satu mu’jizat Al-Qur’an yang mulia. Allah telah mengutamakan dan mendahulukan pendengaran daripada penglihatan. Sebab, pendengaran adalah organ manusia yang pertama kali bekerja ketika di dunia, juga merupakan organ yang pertama kali siap bekerja pada saat akhirat terjadi. Maka pendengaran tidak pernah tidur sama sekali.Sesunguhnya pendengaran adalah organ tubuh manusia yang pertama kali bekerja ketika seorang manusia lahir di dunia. Maka, seorang bayi ketika saat pertama kali lahir, ia bisa mendengar, berbeda dengan kedua mata. Maka, seolah Allah ta’alaa ingin mengatakan kepada kita, “Sesungguhnya pendengaran adalah organ yang pertama kali mempengaruhi organ lain bekerja, maka apabila engkau datang disamping bayi tersebut beberapa saat lalu terdengar bunyi kemudian, maka ia kaget dan menangis. Akan tetapi jika engkau dekatkan kedua tanganmu ke depan mata bayi yang baru lahir, maka bayi itu tidak bergerak sama sekali (tidak merespon), tidak merasa ada bahaya yang mengancam. Ini yang pertama.Kemudian, apabila manusia tidur, maka semua organ tubuhnya istirahat, kecuali pendengarannya. Jika engkau ingin bangun dari tidurmu, dan engkau letakkan tanganmu di dekat matamu, maka mata tersebut tidak akan merasakannya. Akan tetapi jika ada suara berisik di dekat telingamu, maka anda akan terbangun seketika. Ini yang kedua.
Adapun yang ketiga, telinga adalah penghubung antara manusia dengan dunia luar. Allah ta’alaa ketika ingin menjadikan ashhabul kahfi tidur selama 309 tahun, Allah berfirman:فضربنا على آذانهم في الكهف سنين عددا (الكهف: 11)Maka Kami tutup telinga-telinga mereka selama bertahun-tahun (selama 309 tahun, lihat pada ayat 25 berikutnya -pent) (Q.S. Al-Kahfi: 11)Dari sini, ketika telinga tutup sehingga tidak bisa mendengar, maka orang akan tertidur selama beratus-ratus tahun tanpa ada gangguan. Hal ini karena gerakan-gerakan manusia pada siang hari menghalangi manusia dari tidur pulas, dan tenangnya manusia (tanpa ada aktivitas) pada malam hari menyebabkan bisa tidur pulas, dan telinga tetap tidak tidur dan tidak lalai sedikitpun.Dan di sini ada satu hal yang perlu kami garis bawahi, yaitu sesungguhnya Allah berfirman dalam surat Fushshilat:وما كنتم تستترون أن يشهد عليكم سمعكم ولا أبصاركم ولا جلودكم، ولكن ظننتم أن الله لا يعلمو كثيرا مما تعملون (فصلت: 22)Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian yang dilakukan oleh pendengaranmu, mata-mata kalian, dan kulit-kulit kalian terhadap kalian sendiri, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kalian kerjakan. (Q.S. Fushshilat: 22)Kenapa kalimat “pendengaran” dalam ayat tersebut berbentuk tunggal (mufrad) dan kalimat “penglihatan” dan “kulit” dalam bentuk jamak ? Padahal, bisa saja Allah mengatakannya:أسماعكم ولا أبصاركم ولا جلودكمPendengaran-pendengaran kalian, penglihatan-penglihatan kalian, dan kulit-kulit kalian.Dan memang konteks ayatnya adalah pendengaran dan penglihatan (bentuk tunggal) atau pendengaran-pendengaran dan penglihatan-penglihatan (bentuk jamak). Akan tetapi Allah ta’alaa dalam ayat di atas -yang demikian rinci dan jelas- ingin mengungkapkan kepada kita tentang keterperincian Al-Qur’an yang mulia. Maka mata adalah indera yang bisa diatur sekehendak manusia, saya bisa melihat dan bisa tidak melihat, saya bisa memejamkan mata bila saya tidak ingin melihat sesuatu, memalingkan wajahku ke arah lain, atau pun mengalihkan pandanganku ke yang lain yang ingin saya lihat. Akan tetapi telinga tidak memiliki kemampuan itu, ingin mendengar atau tidak ingin mendengar, maka anda tetap mendengarnya. Misalnya, anda dalam sebuah ruangan yang di sana ada 10 orang yang saling berbicara, maka anda akan mendengar semua suara mereka, baik anda ingin mendengarnya atau tidak; anda bisa memalingkan pandangan anda, maka anda akan melihat siapa saja yang ingin anda lihat dan anda tidak bisa melihat orang yang tidak ingin anda lihat. Akan tetapi, anda tidak mampu mendengarkan apa yang ingin anda dengar perkataannya dan tidak juga mampu untuk tidak mendengar orang yang tidak ingin anda dengar. Paling-paling anda hanya bisa seolah-olah tidak tahu atau seolah-olah tidak mendengar suara yang tidak ingin anda dengar, akan tetapi pada hakikatnya semua suara tersebut sampai ke telinga anda, mau atau pun tidak.Jadi, mata memiliki kemampuan untuk memilih; anda bisa melihat yang itu atau memalingkan pandangan mata dari hal itu, saya pun demikian, dan orang lain pun demikian, sedangkan pendengaran; setiap kita mendengar apa saja yang berbunyi, diinginkan atau pun tidak. Dari hal ini, maka setiap mata berbeda-beda pada yang dilihatnya, akan tetapi pendengaran mendengar hal yang sama. Setiap kita memiliki mata, ia melihat apa saja yang ia mau lihat; akan tetapi kita tidak mampu memilih hal yang mau kita dengarkan, kita mendengarkan apa saja yang berbunyi, suka atau tidak suka, sehingga pantas Allah ta’alaa menyebutkan kalimat “pandangan” dalam bentuk jamak, dan kalimat “pendengaran” dalam bentuk tunggal, meskipun kalimat pendengaran didahulukan daripada kalimat penglihatan. Maka pendengaran tidak pernah tidur atau pun istirahat. Dan organ tubuh yang tidak pernah tidur maka lebih tinggi (didahulukan) daripada makhluk atau organ yang bisa tidur atau istirahat. Maka telinga tidak tidur selama-lamanya sejak awal kelahirannya, ia bisa berfungsi sejak detik pertama lahirnya kehidupan yang pada saat organ-organ lainnya baru bisa berfungsi setelah beberapa saat atau beberapa hari, bahkan sebagian setelah beberapa tahun kemudian, atau pun 10 tahun lebih.Dan telinga tidak pernah tidur, ketika engkau sedang tidur maka semua organ tubuhmu tidur atau istirahat, kecuali telinga. Jika terdengar suara disampingmu maka spontan engkau akan terbangun. Akan tetapi, jika fungsi telinga terhenti, maka hiruk-pikuk aktivitas manusia di siang hari dan semua bunyi yang ada tidak akan membangunkan tidur kita, sebab alat pendengarannya (penerima bunyi) yaitu telinga tidak bisa menerima sinyal ini. Dan telinga pulalah yang merupakan alat pendengar panggilan penyeru pada hari qiamat kelak ketika terompet dibunyikan.Dan mata membutuhkan cahaya untuk bisa melihat, sedangkan telinga tidak memerlukan hal lain. Maka, jika dunia dalam keadaan gelap, maka mata tidak bisa melihat, walaupun mata anda tidak rusak. Akan tetapi telinga bisa mendengar apapun, baik siang maupun malam; dalam gelap maupun terang benderang. Maka telinga tidak pernah tidur dan tiak pernah berhenti berfungsi./1/2011
Kita Bertanya, Al-Quran Menjawab!
Kita Bertanya, Al-Quran Menjawab,jumaat 14 januari 2011
Kita Bertanya, Al-Quran Menjawab!
Kita bertanya: Kenapa aku diuji?Quran menjawab, "Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan."Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta." (Surah al-Ankabut: 2-3)Kita bertanya: Kenapa aku tidak dapat apa yang aku idam-idamkan?Quran menjawab, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (Surah al-Baqarah: 216)Kita bertanya: Kenapa ujian seberat ini?Quran menjawab, "Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Surah al-Baqarah: 286)Kita bertanya: Kenapa kita rasa kecewa?Quran menjawab, "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." (Surah Ali Imran: 139)Kita bertanya: Bagaimana harus aku menghadapinya?Quran menjawab, "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang, dan sesungguhnya sembahyang itu amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (Surah al-Baqarah: 45)Kita bertanya: Kepada siapakah harus aku berharap?Quran menjawab, "Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain daripadaNya. Hanya kepadaNya aku bertawakal." (Surah at-Taubah: 129)Kita bertanya: Apa yang aku dapat daripada semua ujian ini?Quran menjawab, "Sesungguhnya Allah telah membeli daripada orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka." (Surah at-Taubah: 111)Kita berkata: Aku sedih!Quran menjawab, "Dan demikianlah keadaan hari-hari (kejayaan dan kesedihan) Kami pergilirkan di antara manusia (supaya menjadi pengajaran)." (Surah Ali Imran: 140)Kita berkata: Aku tak tahan!Quran menjawab, "...dan janganlah kamu berputus asa dengan rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." (Surah Yusuf: 87)Kita berkata: Sampai bilakah aku akan merana begini?Quran menjawab, "Kerana sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (Surah al-Insyirah: 5-6)Orang yang paling kuat sebenarnya adalah orang yang sabar. Tanpa kesabaran yang ditunjangi akal waras dan iman kental, kita pasti tidak dapat bangkit apabila menerima pukulan takdir. Walhal sesuatu bala itu juga nikmat buat kita, hambaNya. Tegal di sebalik musibah yang menimpa, jarang sekali kita mengintai hikmahnya.
Ayat Seribu Dinar
"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (Surah at-Talaq: 2-3)
enjawab!
Kita Bertanya, Al-Quran Menjawab!
Kita bertanya: Kenapa aku diuji?Quran menjawab, "Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan."Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta." (Surah al-Ankabut: 2-3)Kita bertanya: Kenapa aku tidak dapat apa yang aku idam-idamkan?Quran menjawab, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (Surah al-Baqarah: 216)Kita bertanya: Kenapa ujian seberat ini?Quran menjawab, "Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Surah al-Baqarah: 286)Kita bertanya: Kenapa kita rasa kecewa?Quran menjawab, "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." (Surah Ali Imran: 139)Kita bertanya: Bagaimana harus aku menghadapinya?Quran menjawab, "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang, dan sesungguhnya sembahyang itu amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (Surah al-Baqarah: 45)Kita bertanya: Kepada siapakah harus aku berharap?Quran menjawab, "Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain daripadaNya. Hanya kepadaNya aku bertawakal." (Surah at-Taubah: 129)Kita bertanya: Apa yang aku dapat daripada semua ujian ini?Quran menjawab, "Sesungguhnya Allah telah membeli daripada orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka." (Surah at-Taubah: 111)Kita berkata: Aku sedih!Quran menjawab, "Dan demikianlah keadaan hari-hari (kejayaan dan kesedihan) Kami pergilirkan di antara manusia (supaya menjadi pengajaran)." (Surah Ali Imran: 140)Kita berkata: Aku tak tahan!Quran menjawab, "...dan janganlah kamu berputus asa dengan rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." (Surah Yusuf: 87)Kita berkata: Sampai bilakah aku akan merana begini?Quran menjawab, "Kerana sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (Surah al-Insyirah: 5-6)Orang yang paling kuat sebenarnya adalah orang yang sabar. Tanpa kesabaran yang ditunjangi akal waras dan iman kental, kita pasti tidak dapat bangkit apabila menerima pukulan takdir. Walhal sesuatu bala itu juga nikmat buat kita, hambaNya. Tegal di sebalik musibah yang menimpa, jarang sekali kita mengintai hikmahnya.
Ayat Seribu Dinar
"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (Surah at-Talaq: 2-3)
enjawab!
tinta hijau,,jumaat,,14 januari 2011
MUHASABAH DIRI MELALUI AZAN
Azan dalam Islam bermaksud memaklumkan. Ia sinonim dengan bilal atau muazzin yang bertujuan untuk mengajak sekalian umat Islam mengerjakan Rukun Islam kedua.Ia juga sebagai tanda masuknya waktu solat dan beralihnya peredaran masa daripada subuh, tengahari, petang, malam hinggalah ke awal pagi keesokan harinya.Namun, cuba kita tanyakan diri, apakah yang kita lakukan sebaik sahaja terdengarnya azan?Adakah kita mendiamkan diri sambil menghayati setiap kalimah azan yang dilaungkan oleh bilal dan menjawabnya satu persatu?Atau terus bangun untuk membersihkan diri dan mengambil wudhu' serta bersedia untuk mengerjakan solat?Mungkinkah hanya membiarkan seruan azan itu berlalu begitu sahaja tanpa menghiraukannya?Bagaimana pula dengan azan melalui corong radio mahupun televisyen, berapa ramai yang terus menghayati dan berapa kerat pula yang terus menukar siaran sebaik sahaja azan ke udara?Mari kita berkongsi sedikit waktu untuk menyelidiki apa yang tersirat di sebalik makna panggilan azan itu melalui makna dalam bahasa.ALLAH Maha Besar, ALLAH Maha BesarALLAH Maha Besar, ALLAH Maha Besar
MUHASABAH DIRI MELALUI AZAN
Azan dalam Islam bermaksud memaklumkan. Ia sinonim dengan bilal atau muazzin yang bertujuan untuk mengajak sekalian umat Islam mengerjakan Rukun Islam kedua.Ia juga sebagai tanda masuknya waktu solat dan beralihnya peredaran masa daripada subuh, tengahari, petang, malam hinggalah ke awal pagi keesokan harinya.Namun, cuba kita tanyakan diri, apakah yang kita lakukan sebaik sahaja terdengarnya azan?Adakah kita mendiamkan diri sambil menghayati setiap kalimah azan yang dilaungkan oleh bilal dan menjawabnya satu persatu?Atau terus bangun untuk membersihkan diri dan mengambil wudhu' serta bersedia untuk mengerjakan solat?Mungkinkah hanya membiarkan seruan azan itu berlalu begitu sahaja tanpa menghiraukannya?Bagaimana pula dengan azan melalui corong radio mahupun televisyen, berapa ramai yang terus menghayati dan berapa kerat pula yang terus menukar siaran sebaik sahaja azan ke udara?Mari kita berkongsi sedikit waktu untuk menyelidiki apa yang tersirat di sebalik makna panggilan azan itu melalui makna dalam bahasa.ALLAH Maha Besar, ALLAH Maha BesarALLAH Maha Besar, ALLAH Maha Besar
Subscribe to:
Posts (Atom)