Thursday, October 13

Sebab Sebab Kehancuran Umat

Pembaca yang budiman! Lembaran kita kali ini akan membicarakan tentang sebab sebab mengapa Allah subhanahu wata’ala menghancurkan penduduk sebuah negeri dan bahkan sebuah umat. Mengapa mereka dihancurkan? Apakah Allah subhanahu wata’ala berbuat zhalim kepada mereka? Tidak sama sekali, bahkan itulah balasan kezhaliman yang mereka lakukan. Allah subhanahu wata’ala befirman, artinya,
"Dan kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS. Huud:101)

Berikut ini di antara sebab-sebab mengapa sebuah negeri atau umat di hancurkan. Jika di suatu tempat telah tampak sebab-sebab ini maka artinya mereka sedang menunggu kebinasaan dan kehancuran dari Allah subhanahu wata’ala


1. Kezaliman

Kezaliman merupakan sebab paling dominan mengapa Allah subhanahu wata’ala menghancurkan sebuah negeri. Allah subhanahu wata’ala berfirman, ertinya,
"Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras." (QS Huud:102)

Amat banyak kezaliman yang terjadi di suatu negeri atau kampung, kezaliman kepada Allah subhanahu wata’ala, kezaliman terhadap sesama manusia antara satu dengan yang lainnya. Berapa banyak kezaliman yang terjadi di suatu negara, baik terhadap orang-orang kecil, para pegawai, buruh dan warga negara yang mereka semua tidak mampu untuk mendapatkan sebagian hak-haknya, apa lagi keseluruhan haknya. Dan di antara kezaliman yang sangat besar adalah kezaliman terhadap orang-orang mukmin, muwahidin, kepada para da'i yang menyeru ke jalan Allah, kepada para wali Allah.

Allah subhanahu wata’ala berfirman, ertinya,"Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka." (QS. al-Kahfi: 59)


2. Kemegahan Hidup Dan Nikmat Yang Melimpah

Di masa ini kita melihat banyak orang berpakaian mewah, tinggal di istana-istana dan gedung megah, naik kenderaan mewah, dengan perabut rumah yang serba mewah yang hampir-hampir tidak mampu dibayangkan. Padahal berapa banyak kemewahan yang menyeret manusia ke dalam dosa, maksiat dan kefasikan. Sehingga orang menjadi lupa kepada agama Allah subhanahu wata’ala dan perintah-Nya, hanya lantaran tinggal di rumah mewah, naik kendaraan mewah. Tidak suka dan tidak mahu menerima nasihat jika ada orang lain yang beramar ma'ruf nahi munkar.

Allah subhanahu wata’ala berfirman, ertinya,

"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (untuk mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnyasepatutnya berlaku terhadap nya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS. Al Israa': 17)


3. Kufur Nikmat

Sesetengah manusia ada yang jika diberikan nikmat oleh Allah subhanahu wata’ala tidak mahu bersyukur, Allah subhanahu wata’ala memberi nikmat namun dia melupakan hak-hak Allah subhanahu wata’ala yang ada dalam nikmat tersebut. Allah subhanahu wata’ala berfirman, ertinya, "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; kerana itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat." (QS. An-Nahl:112)

Kelaparan dan ketakutan adalah dua hal yang selalu berdampingan, manusia jika kufur nikmat lalu Allah subhanahu wata’ala menimpakan kepada mereka kelaparan dan mereka tidak mahu kembali kepada Allah subhanahu wata’ala maka Dia akan menimpakan ketakutan. Demikian juga jika mereka sudah ditimpa ketakutan, hilangnya rasa aman dan ketenangan namun tetap tidak mahu kembali kepada Allah subhanahu wata’ala maka Dia timpakan kepada mereka kelaparan.


4. Banyak Orang Munafik

Salah satu sebab hancurnya umat adalah kerana ramainya orang munafik yang memegang urusan kaum muslimin. Orang munafik adalah orang yang menampakkan Islam namun memendam kekufuran, memerangi wali-wali Allah, para da'i di jalan Allah, para ulama dan orang-orang yang istiqamah menjalankan agama. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,

"Dan bila dikatakan kepada mereka, "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab, "Sesungguh nya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan". (QS. Al-Baqarah:11)

Mereka mengaku sedang melakukan kebaikan, sebahagian dari mereka berkata sebagaimana yang dikatakan Fir'aun kepada pengikutnya, dalam firman Allah, ertinya, "Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Rabbnya, kerana sesungguhnya aku khuatir ia akan menukar agama-agamamu atau menimbul kan kerosakan di muka bumi". (QS Ghafir:26)


5. Berwala' (taat setia) Kepada Kaum Kufar

Memberikan wala' (taat setia) kepada orang kafir dan tidak bersikap setia kepada orang mukmin masih banyak terjadi dalam masyarakat. Mereka setia kepada musuh-musuh Allah dan bangga dapat membantu serta menolong mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

Adapun orang-orang yang kafir, sebahagian mereka pelindung bagi sebahagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerosakan yang besar." (QS. Al-Anfal: 173)

Maksudnya jika orang mukmin tidak berwala' dengan orang mukmin, tidak berwala dengan penyeru penyeru kebaikan, tidak berwala' dengan ahli ilmu dan ahli takwa, maka itu akan menyebabkan fitnah di muka bumi dan kerosakan yang besar.


6. Meninggalkan Amar Ma'ruf Dan Nahi Munkar

Sesungguhnya di antara sebab hancurnya umat adalah kerana meninggalkan amar ma'ruf nahi munkar. Allah subhanahu wata’ala telah berfirman, ertinya,
"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahawa Allah amat keras siksaan-Nya." (al-Anfal 25)

Hal ini sebagaimana digambarkan dalam hadith tentang safinah (sampan), yakni jika ada seseorang yang ingin mengambil air dengan cara melubangi sampan, lalu penumpang yang lain tidak mencegahnya, maka seluruh penumpang sampan akan tenggelam semua, bukan hanya orang yang melubangi sampan. Memang terkadang banyak alasan untuk meninggalkan amar ma'ruf nahi munkar. Misalnya, "nanti saya tidak ada pendapatan, saya khuatir terhadap nasib keluarga dan rumah, saya malu untuk bercakap, ini urusan ulul amri (penguasa), ini dan itu."


7. Berleluasanya Riba

Jika riba sudah bermaharajalela di suatu negeri maka ketahuilah -wahai sekalian hamba Allah- ianya sedang menunggu peperangan dari Allah subhanahu wata’ala. Azab dari Allah subhanahu wata’ala mungkin berupa krisis, kelaparan , hutang, dikuasai musuh, bencana dan lain-lain. Allah subhanahu wata’ala berfirman, ertinya,
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi mu." (QS. al-Baqarah:278-279)


8. Merobohkan Masjid

Di antara sebab hancurnya sebuah negeri adalah jika masjid-masjid dirobohkan. Merobohkan masjid sebagaimana dikatakan Imam asy-Syaukani ada dua macam:

1. Takhribul hissi , yakni merobohkan masjid secara fisik.

2. Takhribul ma'nawi, yakni menyia-nyiakan masjid, tidak ada kajian, ta'lim, muhadharah, sentiasa dikunci, orang dilarang masuk dan lain-lain. Allah subhanahu wata’ala berfirman, ertinya,

"Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah)." (QS. al-Baqarah: 114)





9. Meninggalkan Jihad

Bagaimana tidak, sebab meninggalkan jihad fi sabilillah bererti membiarkan kerosakan di muka bumi tanpa ingin mencegahnya, tidak mau menolong agama Allah subhanahu wata’ala dan al-Haq. Maka jelas sekali jika tidak ada jihad, kerosakan dan keburukan akan terus merata. Lihatlah bagaimana akibat meninggalkan jihad, sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, "Jika kalian asyik berjual beli dengan 'inah (satu jenis riba), mengikuti ekor-ekor sapi (bertani dan beternak) lalu meninggalkan jihad fi sabilillah maka Allah akan menguasakan kepadamu kehinaan yang tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada agama kalian." (HR. Abu Dawud)


10. Menyebarnya Kekejian

Bentuk-bentuk perbuatan keji amatlah banyak, di antara yang disebutkan dalam hadith adalah khabats (perzinaan), dan ini yang amat mengerikan, juga minuman keras dan kemungkaran-kemungkaran lainnya. Dalam sebuah hadith Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah meyebutkan beberapa kemungkaran beserta akibatnya, di antaranya adalah:

1. Tidaklah tersebar perzinaan kecuali Allah akan menurunkan ta'un dan penyakit aneh yang tidak pernah ada di masa lalu.

2. Tidaklah manusia mengurangi timbangan dan takaran (termasuk riba, menipu dalam jual beli dll) kecuali Allah akan menimpakan kelaparan, kekurangan makanan dan penguasa yang buruk (zalim).

3. Tidaklan manusia menahan zakatnya kecuali Allah akan menahan turunnya air hujan dari langit, kalau bukan kerana binatang ternak maka Allah tidak akan menurunkannya.

4. Tidaklah mereka merosak janji dengan Allah dan Rasul kecuali Allah akan menguasakan mereka kepada musuh. (Kholif Abu Ahmad)



Sumber asal: Naskah Khutbah Jum’at "Asbab Hilak al-Umam", Syaikh Nabil al-’Awadhi.

No comments:

Post a Comment